Di era modern yang serba instan dan penuh kemudahan, banyak siswa mengalami krisis daya juang dalam menghadapi tantangan akademik maupun kehidupan. Kemajuan teknologi, terutama dengan adanya internet dan kecerdasan buatan, telah membuat segala informasi dan solusi dapat diakses dengan cepat. Namun, kemudahan ini sering kali menyebabkan siswa kurang terbiasa menghadapi kesulitan dan lebih mudah menyerah ketika menghadapi masalah yang usaha lebih.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya daya juang siswa adalah pola asuh yang terlalu melindungi. Banyak orang tua yang ingin anaknya selalu merasa nyaman dan terhindar dari kesulitan, sehingga tanpa disadari mereka membatasi pengalaman anak dalam menghadapi tantangan. Akibatnya, siswa menjadi kurang mandiri dan cenderung menghindari situasi yang membutuhkan usaha ekstra. Ketika menghadapi kesulitan, mereka lebih memilih jalan pintas atau bahkan menyerah sebelum mencoba menyelesaikannya.
Selain itu, tekanan akademik yang berlebihan juga turut berperan dalam melemahkan daya juang siswa. Sistem pendidikan yang terlalu berorientasi pada nilai dan hasil, tanpa memperhatikan proses pembelajaran, membuat siswa lebih fokus pada cara cepat untuk mencapai nilai tinggi dari pada membangun ketekunan dan kerja keras. Akibatnya, ketika mengalami kegagalan, mereka merasa putus asa dan sulit untuk bangkit kembali.
Pengaruh media sosial juga menjadi faktor penting dalam menurunkan daya juang siswa. Dengan adanya media sosial, siswa cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain yang tampak lebih sukses, tanpa memahami perjuangan dibalik pencapaian tersebut. Hal ini dapat menurunkan motivasi mereka karena merasa tidak cukup baik atau tidak mampu bersaing. Selain itu, banyaknya hiburan digital membuat mereka lebih mudah terdistraksi dan sulit fokus dalam menghadapi tantangan yang membutuhkan ketekunan.
Untuk mengatasi krisis daya juang ini, diperlukan peran aktif dari orang tua, guru dan lingkungan sekitar. Pendidikan harus lebih menekankan pada proses, bukan hanya hasil, serta memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan siswa agar mereka terbiasa menghadapi kesulitan. Selain itu, menanamkan pola pikir berkembang (growth mindset) dan membiasakan siswa untuk keluar dari zona nyaman dapat membantu mereka membangun ketahanan mental. Dengan begitu, siswa dapat memiliki daya juang yang tinggi dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan. (Lukman Djamal)
👍
Oleh sebab itu para orang tua dan pendidik harus bersatu patu untuk mencari solusi yang terbaik bagimn para siswa bisa mengasah otak mereka untuk selalu berpikir kritis,dan memiliki akhlak dan moral yang baik ..🥰
👍
👍👍
Beri Komentar